■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
MENGAPA HAFIZ QUR'AN IMAM SOLAT, RAJIN SOLAT PUN KENA GANGGUAN JINN SYAITAN
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
SIRI 11 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Langkah ke-3: Iblis menarik kepada Kefasikan
sambungan....
Dosa kecil menjadi dosa besar:
Dosa kecil boleh menjadi dosa besar yang membawa kepada kefasikan atas beberapa sebab.
Dosa2 kecil sering terjadi kepada semua orang islam, namun setengahnya gugur dengan sebab wudhu, setengahnya akan gugur dengan melakukan kebajikan2, setengahnya Allah Ta'ala kifaratkan dengan demam, kesakitan, kecederaan atau musibah2 lain. Namun sebahagian lagi tidak gugur melainkan dengan Taubat Nasuha. Jika seseorang sering melakukan dosa kecil tetapi tidak mahu Taubat, maka dia terheret kepada dosa besar dan ini membawa kepada fasiq.
✨🕌✨ Berkata Imam Ghazali :
Enam sebab dosa kecil berubah menjadi dosa besar.
Pertama:
Mengerjakan dosa kecil secara terus-menerus hingga menjadi kebiasaan.
Tidak disebut dosa kecil jika dilakukan secara terus-menerus. Dan, tak ada dosa besar jika seseorang segera bertaubat dan tak mengulangi lagi perbuatannya. Satu kali melakukan perbuatan dosa besar, lalu berhenti melakukannya maka harapan untuk diampuni dosanya oleh Allah lebih besar daripada melakukan dosa kecil yang dilakukan terus-menerus.
Seperti titisan air yang terus-menerus menjatuhi sebuah batu dalam waktu yang sangat lama. Tentu kelak akan dapat membekas dan melubangi batu tersebut.
✨🕌 ✨ Rasulullah ﷺ bersabda :
“Sebaik-baik amal adalah yang dilakukan terus-menerus walau hanya sedikit.”
[Imam Bukhari dan Imam Muslim]
Orang yang beramal soleh, meski sedikit demi sedikit namun jika dilakukan terus-menerus maka kelak menjadi amal yang besar. Hadith ini juga dapat berlaku sebaliknya. Dosa kecil yang dilakukan berulang-ulang dan terus-menerus kelak akan menjadi besar.
Kedua : Meremehkan dosa kecil.
Setiap dosa yang dinilai besar oleh pelakunya, lalu disertai dengan penyesalan sesudahnya secara mendalam, maka dosa itu menjadi kecil pada pandangan Allah. Sebaliknya, jika ia menganggap kecil suatu dosa, hal itu dapat menjadi besar pada pandangan Allah. Dosa itu menjadi besar disebabkan oleh kerana hati pelakunya tidak menolak dan tidak membencinya. Padahal, perasaan inilah yang sebenarnya dapat mencegah pengaruh buruk yang ditimbulkannya. Sedangkan, sifat meremehkan suatu dosa berasal dari rasa suka hatinya terhadap perbuatan tersebut.
✨🕌 ✨ Rasulullah ﷺ bersabda :
“Seorang Mukmin melihat dosanya laksana gunung di atas kepalanya dan dia khuatir gunung itu akan menimpanya. Sedangkan seorang munafiq melihat dosanya laksana seekor lalat yang lalu di hadapan hidungnya, lalu diusirnya.”
[Imam Bukhari]
Ketiga : Merasa gembira, senang dan bangga terhadap dosa kecil.
Jika seseorang terdorong melakukan dosa, dan Syaitan berhasil menyeretnya untuk melakukan dosa itu lagi, seharusnya dia insaf bahwa dia sedang berada dalam musibah. Sepatutnya dia merasa menyesal kerana dia telah dikalahkan oleh musuh hingga dijauhkan dari Rahmat Allah. Seorang pesakit yang merasa gembira atas pecahnya botol berisi ubat untuk penyakitnya hanya karena alasan ia terbebas dari rasa pahit obat tersebut, maka ia tidak perlu berharap dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Keempat :Tidak menghargai Anugerah Allah yang selalu menutupi aibnya.
Salah satu yang membuat nilai dosa kecil menjadi dosa besar adalah tidak adanya sikap menghargai Anugerah Allah yang telah menutupi aib-aibnya dan menangguhkan siksa-Nya. Orang tersebut tidak menyadari bahwa sebenarnya dia telah diberi tangguh waktu bertaubat, tapi sebaliknya membuatnya semakin menambah dosa maka Kemurkaan Allah pun semakin besar kepadanya. Bahkan, yang lebih buruk lagi, orang jenis ini menjadikan kesempatan yang diperolehnya itu untuk berbuat maksiat yang lainnya, dia menganggap bahwa Allah telah memerhatikannya dan meredhainya sehingga dia merasa aman dari makar-Nya.
Kelima: Melakukan dosa dengan terang-terangan dan mengumumkan pada orang lain.
Dosa kecil akan menjadi besar jika dilakukan secara terang-terangan, di hadapan orang lain, atau bahkan menceritakan perbuatannya kepada orang lain tanpa menyesal. Sikap semacam ini sama saja dengan merobek-robek tabir Allah yang telah ditutupkan padanya.
✨🕌 ✨ Rasulullah ﷺ bersabda :
“Semua manusia diampuni, kecuali orang-orang yang mengumumkan perbuatan dosanya kepada orang lain (tiada penyesalan). Salah seorang dari mereka melakukan suatu dosa di malam hari, dan Allah menutupi perbuatannya itu (agar tak diketahui orang lain). Tapi, pada pagi harinya, dia membuka sendiri tabir Allah itu, dan menceritakan tentang dosanya pada orang lain.”
[Imam Bukhari dan Imam Muslim]
Keenam : Dosa-dosa para ulama yang dijadikan ikutan
Seorang ulama yang menjadi ikutan masyarakat jika sampai melakukan dosa secara sedar (di khalayak ramai atau umum), maka dosanya lebih besar daripada dosa orang biasa. Misalnya dosa seorang ulama yang suka menghujat dan menyerang orang lain di depan umum dengan lisannya, menerima rasuah dari penguasa, suka bermegah-megah dengan kehidupan duniawi, maka dosanya lebih besar daripada orang biasa.
✨🕌 ✨ Rasulullah ﷺ bersabda :
“Barangsiapa yang pertama kali mengadakan tradisi buruk, ia akan menanggung dosanya dan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa mereka.”
[Imam Muslim]
[Taman Nukilan dari Kitab Ihya Imam Ghazali]
SIRI 12 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Langkah ke-3: Iblis menarik kepada Kefasikan
sambungan....
Perbezaan dosa zahir dan dosa batin:
Dosa besar yang menjadikan seseorang itu Fasiq terbahagi dua :
Pertama : Dosa zahir (yang terlihat dan dapat didengar — perkataan atau perbuatan).
Kedua : Dosa batin (dosa dalam hati yang tiada seorang pun tahu melainkan Allah Ta'ala dan dirinya).
Dosa2 besar yang zahir adalah seperti : Syirik Akbar — menyembah selain Allah seperti sembah matahari, bulan, bintang, gunung, busut dll. , zina, minum arak, berjudi, tenung nasib, makan riba', makan harta anak yatim secara batil, derhaka kepada Mursyid yang siddiq, derhaka (anak2) kepada Ibu bapa, derhaka (isteri) kepada suami, lari dari medan jihad, mengumpat, caci maki, memfitnah, adu domba, menipu daya, khianat, mungkir janji, membunuh... bahkan banyak lagi.
Dosa2 besar yang batin adalah seperti : Syirik khafi — Syirik Asghar / Syirik Khafi / tersembunyi di dalam hati — Mengadakan "sembahan2" kepada makhluq dalam hati — iaitu Takabbur, Riya', Sum'ah, 'Ujub, Tawakkal kepada makhluq, Sifat2 keji dalam hati seperti jahat sangka, tamak haloba, bakhil, dendam...dll banyak lagi.
Kebanyakan orang Islam mengetahui akan dosa besar zahir dan hanya berusaha menjauhinya tetapi tidak mempedulikan dosa batin sedangkan dosa hati / batin tidak kurang bahayanya, bahkan setengah dosa batin mengancam Iman dan boleh menjerumuskan seseorang kepada kekafiran tanpa dia sedar.
Perhatikan baik2 ...!
Di sini berlaku tipu daya Iblis kepada kebanyakan orang Islam termasuk orang2 yang alim (fiqh), Muallim, Ustaz-ustaz, Kiyai, orang yang rajin solat dsb. Mereka sungguh2 memerhatikan amal yang zahir tetapi melupakan dosa2 batin yang melupuskan segala amal kebaikan. Iblis mendorong golongan yang alim (kitab), dan gemar beramal supaya sibuk memerhatikan amal2 zahir, merasa bangga dengan amal zahir dan da'wahkan orang lain supaya beramal banyak sedangkan mereka lupa kepada penyakit2 hati yang yang amat merbahaya yang ditimbulkan oleh nafsu dan Iblis...! Wal Iyazubillah.
Catitan :
Untuk penjelasan lebih lanjut Bab penyakit batin dan dosa2 batin, sila baca Risalah kami bertajuk : Penyakit Hati Manusia Bahaya Yang Tidak Disedari.
SIRI 13 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Langkah ke-3: Iblis menarik kepada Kefasikan
sambungan....
Contoh Iblis menarik orang islam kepada kefasikan.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana Iblis menggoda orang islam, orang yang rajin mengerjakan tahajjud, rajin puasa, banyak sedekah, Hafiz Qur'an dan terkenal sebagai ahli ibadah berubah menjadi manusia kufur dan fasiq.
Contoh 1 : Kisah Qabil membunuh Habil.
Inilah kisah pembunuhan pertama di atas muka bumi. (di kalangan manusia).
Qabil tak puas hati kerana menerima perintah Allah supaya dia berkahwin dengan Lubuda (saudara kembar Habil), sementara Habil dikahwinkan dengan Iqlima (saudara kembar Qabil).
Iblis meniup kebencian di dalam hati Qabil dan mendorongnya melakukan pembunuhan terhadap Habil, saudaranya sendiri.
Iblis mengetahui kelemahan manusia yang gemar pada kemewahan dunia dan wanita, maka dia menggunakan segala peluang meniupkan kedengkian, permusuhan, pergaduhan dan akhirnya bunuh-berbunuhan semata2 dunia yang hina..!
Contoh 2 : Kisah Pembunuhan Sayyidina Uthman Radhiallahu Anhu:
Pembentontak (yang beragama Islam) menyerang dan membunuh Sayyidina Uthman, Sahabat akrab Rasulullah ﷺ yang dijamin Syurga oleh Allah dan Rasul-Nya. Iblis menanam permusuhan dan syak wasangka ke dalam hati pemberontak ini sehingga mereka tergamak melakukan perbuatan terkutuk ini. Meskipun mereka juga mengucap Kalimah Syahadah, mengakui Allah sebagai Tuhan mereka dan Sayyidina Muhammad ﷺ sebagai Nabi mereka, namun mereka tewas kepada bisikan Iblis yang menguasai hati mereka...! Wal Iyazubillah.
Contoh 3 : Hafiz Qur'an membunuh Sayyidina 'Ali Radhiallahu Anhu:
Namanya Abdur-Rahman Ibnu Muljam, seorang Islam yang Hafiz Qur'an, ahli ibadah, rajin puasa. Akibat bisikan Iblis, dia menjadi manusia kejam dan amat keji sehingga sanggup membunuh Sayyidina Ali Karramallhu Wajhah.
Sudah tentu ramai tertanya2 bagaimana seorang yang Hafal Qur'an, rajin beribadah, sentiasa basah lidah dengan ayat Qur'an sanggup melakukan pekerjaan terkutuk itu? Lebih2 lagi orang yang dia bunuh adalah insan plihan Allah yang amat istimewa. Apa yang mendorong Ibnu Muljam melakukan pembunuhan terhadap seorang Kekasih Allah?
Memang benar Ibn Muljam adalah seorang Hafiz Qur'an, menjadi Guru Qur'an di zaman Sayydina Umar Radhiallahu Anhu, terkenal sebagai ahli ibadah, namun dia menganut fahaman Khawarij (sekarang ini dinamakan Wahhabiyyah, ISIS, kaum muda, Kaum Najdiyyah dan nama2 lain). Ibnu Muljam sepertimana kawan2nya menganggap diri mereka yang benar dan golongan lain kafir. Mereka mentafsirkan ayat Qur'an mengikut nafsu dan fikiran sendiri yang dibisikkan oleh Iblis La'natullah.
Ketika Ibnu Muljam menghadapi hukuman pancung, dia mengulang2 ayat Qur'an :
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡرِى نَفۡسَهُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ
Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya kerana mencari keredaan Allah semata-mata dan Allah pula Amat belas-kasihan akan hamba-hamba-Nya.
[Al-Baqarah (2) : ayat 207]
Ibnu Muljam mengulang2 firman Allah tersebut kerana pada sangkaan dia ayat tersebut memuji orang seperti dia yang telah membunuh Sayydina Ali Radhiallahu anhu. Ibnu Muljam menyangka dia telah melakukan pengorbanan besar dan mendapat keredhaan Allah, sedangkan ayat tersebut adalah khabar gembira kepada orang yang mati Fisabillah menentang orang kafir Harbi.... BUKAN ditujukan kepada orang seperti Ibn Muljam dan kawan2nya dari Golongan Khawarij yang sewenang2 membunuh orang beriman. Inilah salah satu perangai dan Sifat Khawarij (wahhabiyyah, ISIS, kaum Muda, kaum najdiyyah), iaitu mentafsirkan Ayat Qur'an mengikut nafsu dan pendapat sendiri. Mereka memalingkan makna ayat Qur'an yang ditujukan kepada orang kafir lalu menimpakannya kepada orang beriman. Ini salah satu perangai dan Sifat Khawarij (wahhabiyyah, ISIS, kaum Muda, kaum najdiyyah), iaitu mentafsirkan Ayat Qur'an mengikut nafsu dan pendapat sendiri. Mereka memalingkan makna ayat Qur'an yang ditujukan kepada orang kafir lalu menimpakannya kepada orang beriman.
Lihatlah bagaimana Iblis memesongkan aqidah Golongan Khawarij sehingga mereka sanggup mentafsirkan ayat Qur'an mengikut bisikan nafsu dan Iblis...!
Lihatlah!
Betapa besar tipu daya Iblis ke atas orang Islam yang ahli ibadah sekali pun.
Bahkan seorang hafiz Qur'an. Maka di manakah justifikasinya?
Apakah sebenarnya terjadi sehingga orang islam yang terkenal sebagai Hafiz dan ahli ibadah terjemurus kepada kefasikan yang amat berat ini?
Mengapakah orang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul sanggup melakukan pembunuhan sewenang2nya kepada Mu'min lain?
Jawapannya:
Ayat Qur'an yang mereka baca TIDAK melepasi kerongkong mereka ; ertinya sekalian bacaan ayat Qur'an itu TIDAK meresap ke dalam jiwa mereka, tetapi hanya terhenti pada lisan dan aqal fikiran mereka.
Hafiz Qur'an mereka hanyalah pada aqal mereka : ertinya hafalan mereka TIDAK memasuki HATI sebaliknya hanya berlegar pada aqal mereka. (Keadaan sama seperti Yahudi yang hafal Qur'an dengan tujuan memerangi Islam. Hafalan si Yahudi ini hanya berada pada aqal BUKAN di dalam HATI....!)
Meskipun mereka fasih membaca Ayat2 Al-Qur'an dan "kelihatan" hebat mentafsirkan ayat Qur'an, namun ianya keluar dari nafsu dan bisikan Iblis La'natullah, BUKAN ilham Ketuhanan yang suci. Inilah golongan yang diisyaratkan oleh Junjungan Rasulullah ﷺ :
✨🕌 ✨ Rasulullah ﷺ bersabda :
يَأْتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ حُدَثَاءُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ
“Akan ada di akhir zaman suatu kaum yang usianya muda, dan pemahamannya dangkal, mereka mengucapkan perkataan manusia yang paling baik (Rasulullah ﷺ ), mereka lepas dari Islam sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya, iman mereka tidak sampai ke tenggorokan..”
[Imam Bukhari]
Golongan Khawarij mengucapkan kata2 yang baik dan meniru ungkapan2 mulia, namun mereka gunakannya dengan cara yang batil.
✨🕌 ✨ Hadith Imam Bukhari :
Ketika kaum Khawarij Haruriyah memberontak kepada pemerintahan Sayyidina Ali Radhiallahu anhu, mereka mengatakan, "Tidak ada hukum kecuali milik Allah". Maka Sayyidina Ali berkata,"Perkataan yang benar, namun yang diinginkan dengannya adalah kebatilan. Sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah menjelaskan kepadaku tentang ciri-ciri sekelompok orang yang telah aku tahu sekarang bahwa ciri-ciri tersebut ada pada mereka (Khawarij),iaitu mereka mengucapkan perkataan yang benar hanya dengan lisan-lisan mereka, namun tidak melewati kerongkongan mereka.
[Imam Muslim]
Pada akhir zaman ini, Golongan Khawarij bangkit dengan nama2 lain — seperti Wahhabiyyah, Najdiyyah, Kaum Muda, ISIS dll... semua ini adalah Golongan Khawarij yang telah menyimpang dari kebenaran mengikuti bisikan Iblis La'natullah.
Wal Iyazubillah
SIRI 14 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contoh 4: Iblis menarik "Ulama" kepada kefasikan:
Sesungguhnya "Ulama" adalah Warisatul Anbiya (Pewaris Nabi)...!
Namun TIDAKLAH semua orang yang "bergelar Ulama" itu sebenar2 Pewaris Nabi ﷺ. Sebahagian darinya adalah "Ulama palsu", "Ulama dunia", "Ulama nafsu", "Ulama jahat", "Ulama syaitan" ..... semua ini terjadi akibat penyelewengan mereka dari jalan benar.
Ulama yang benar yang diakui kebenarannya sebagai Ulama Billah dan Pewaris Nabi yang siddiq (benar) hanyalah mereka yang telah menerima Limpahan Cahaya Rabbaniyyah (Ketuhanan) serta pancaran Nur Muhammad di dalam batin mereka. Mereka berdiri teguh pada Jalan Suci Rasulullah ﷺ serta memimpin Ummat kepada Jalan Lurus, Jalan Ma'rifat, satu2 nya jalan yang sempurna pada sisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Menurut penjelasan Al Imam Sulton Auliya Shaikh Abdul Qodir Jilani, Imam Ghazali, Imam Syazili dll., terdapat dua macam Ulama di kalangan Ahlus Sunnah sendiri iaitu :
(1) Ulama Warisatul Anbiya (Pewaris Nabi) yang benar yang dikenali sebagai Ahli Sufi, Ahli Ma'rifat, Mursyid yang siddiq.
(2) Ulama Syari'at / Alim Fiqh
Catitan : Ulama sesat seperti Ulama Wahhabiyyah, Ulama Syi'ah, Ulama Mu'tazilah dll yang terdiri dari 72 golongan Sesat tidak dicantumkan di sini kerana telah disentuh pada bahagian sebelum ini.
SIRI 15 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contoh 4 : Iblis menarik "Ulama" kepada kefasikan:
sambungan ....
Daripada sekian banyak orang bergelar "Ulama", satu2nya Golongan Ulama yang benar2 mewarisi Nabi ﷺ adalah Ulama Warisatul Anbiya yang dikenali juga sebagai Ahli Sufi, Ahli Ma'rifat, Mursyid yang siddiq. Mereka memperoleh Limpahan Cahaya Rabbaniyyah (Ketuhanan) dan Cahaya Nubuwwah / Nur Muhammad di dalam batin mereka.
Mereka dipanggil "Sufi" kerana Allah Ta'ala telah menyucikan batin mereka dari sekalian syirik dan mazmumah. Mereka dikenali sebagai Ahli Ma'rifat kerana mereka telah mengenal Allah dengan sebenar kenal dari dalam hati, ruh dan Sirr (Rahsia batin yang sangat dalam). Mereka juga dikenali sebagai Mursyid kerana merekalah yang bersifat rashid — yang menunjukki jalan lurus, jalan yang diRedhai Allah.
Ahli Sufi / Ahli Ma'rifat / Mursyid yang Siddiq dikatakan Ulama Warisatul Anbiya' (Pewaris Nabi) yang sebenar kerana mereka adalah insan2 istimewa pilihan Allah yang dipilih khusus bagi menyambung Warisan Rasulullah ﷺ.
Apakah maksud "dipilih khusus"?
"Dipilih khusus" bermaksud Allah Ta'ala yang memilih mereka serta mengangkat Darjat mereka mengatasi manusia lain. Hal ini sebagaimana penegasan Allah Ta'ala melalui Kalam-Nya yang Maha Agung:
✨🕌✨ Firman Allah :
سُوۡرَةُ فَاطِر
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٌ۬ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡہُم مُّقۡتَصِدٌ۬ وَمِنۡہُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٲتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡڪَبِيرُ
“Kemudian Kami jadikan Al-Kitab (Al-Quran) itu diwarisi oleh orang-orang yang Kami pilih dari kalangan hamba-hamba Kami; maka di antara mereka ada yang berlaku zalim kepada dirinya sendiri (dengan tidak mengindahkan ajaran Al-Quran) dan di antaranya ada yang bersikap sederhana dan di antaranya pula ada yang mendahului (orang lain) dalam berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu ialah limpah kurnia yang besar (dari Allah semata-mata).
[Faathir (35) : Ayat 32]
Menurut tafsiran Ulama Ahlus Sunnah yang dimaksudkan dengan “Kitab” adalah Al-Qur’an, dan maksud ayat Allah “yang Kami pilih dari kalangan hamba2 Kami” adalah ditujukan kepada Warisatul Anbiya yang Allah Ta'ala pilih khusus lalu Kurniakan mereka Ilmu dan Hikmah yang tinggi dari Sisi-Nya. Ini yang dimaksudkan oleh Al Imam Sulton Auliya ketika mentafsirkan ayat ini dengan kata beliau....
✨🕌✨ Berkata Imam Jilani:
“Orang2 yang berilmu dan hikmah adalah hamba Allah yang sejati yang dipilih-Nya untuk menerima “Risalah-Risalah dari pengajaran-Nya”. Allah melimpahkan mereka ilmu dan hikmah dan dengan ilmu hikmah itulah mereka menjadi manusia yang lebih tinggi darjatnya dari manusia lain. Mereka berhubung dengan Nabi melalui perasaan yang halus dan dengan aqal yang bijaksana. (Kehalusan Ma’rifat Ilahiyyah atau disebut juga kasyaf Ilahiyyah)" berhubung dengan Nabi melalui perasaan yang halus dan dengan aqal yang bijaksana. (Kehalusan Ma’rifat Ilahiyyah atau disebut juga kasyaf Ilahiyyah)"
Allah memuji mereka yang memiliki ilmu Hikmah dengan Firman-Nya :
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٌ۬ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡہُم مُّقۡتَصِدٌ۬ وَمِنۡہُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٲتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡڪَبِيرُ
[Tamat nukilan dari Sirrul-Asrar Fi-ma-Yahtaju Iyahil-Abrar]
SIRI 16 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contoh 4 : Iblis menarik "Ulama" kepada kefasikan:
sambungan ....
Hamba2 Allah yang terpilih ini sentiasa berserta Allah, menghadap Allah di Hadratul Quddus (Hadrat Ketuhanan Yang Maha Suci), dan tangan mereka di dalam pimpinan tangan Rasulullah ﷺ. sebagaimana penyaksian sekalian ahli Ma'rifat/.....
✨🕌✨ Berkata Imam Jilani Radhiallahu Anhu:
"Seseorang tidak dapat dikatakan Sufi (Pewaris Nabi yang sebenar) sehingga dia sampai ke maqam di mana dia dianugerahi pandangan kepada Rasulullah ﷺ di dalam mimpinya dan diberi arahan dan tegahan. Jika keadaan ini terjadi maka hatinya akan dinaikkan ke maqam lebih tinggi serta disucikan batinnya. Beliau seterusnya akan memperoleh kehampiran dengan Allah Ta'ala sementara tangannya di dalam pimpinan tangan Rasulullah ﷺ.
(Fath-Ar-Rabbaniy Wa Faidh Ar-Rahmaniy)
Jika engkau bertanya, bagaimana "Pilihan Allah" itu diketahui, maka jawapannya adalah : Seseorang yang dilantik oleh Allah Ta'ala menjadi "Ulama Pewaris Nabi", diilhamkan oleh Allah Ta'ala kepada Guru yang sedang memimpinnya, yang sudah pasti beliau adalah Pewaris Nabi yang benar.
Maksudnya Warisatul Anbiya' yang sedang memimpin Ummat mengisytiharkan di dalam Majlis beliau akan seseorang yang diilhamkan kepada beliau oleh Allah Ta'ala sebagai Warisatul Anbiya. Beliau hanya menzahirkan kepada ummat akan pilihan Allah Ta'ala. Beliau sendiri tidak mempunyai kuasa untuk melantik seseorang menjadi "Pewaris Nabi".
Apabila diperhatikan turutan dari atas :
Rasulullah ﷺ "menzahirkan" para Sahabat Ridhwanullah (khususnya Khulafa Ar-Rasyidin) yang akan memimpin Ummat setelah kewafatan Baginda. Para sahabat kemudiannya "menzahirkan" Ulama dari kalangan Tabiin yang akan menjadi Pewaris Rasulullah ﷺ. Ulama Tabiin kemudiannya "menzahirkan" Ulama dari kalangan Tabiit Tabiin yang menjadi Pewaris Nabi seterusnya. Begitulah seterusnya Risalah suci Ilahi sambung-menyambung dari satu tangan kepada tangan Pewaris Nabi berikutnya yang benar sampai Qiamat.
Dengan demikian, Warisatul Anbiya yang siddiq ini BUKAN lantikan Pemerintah, BUKAN pilihan parti2 Politik, BUKAN pilihan masyarakat umum yang dipilih melalui undian, BUKAN juga kerana segulung Ijazah yang mereka miliki seperti PhD, Drs, Profesor atau lain2nya. Ringkasnya .... perlantikan Warisatul Anbiya' TIADA kaitan apa pun dengan pilihan manusia.
Perhatikanlah dari mata hati yang jernih:
Ulama yang menerima Limpahan cahaya Rabbaniyyah serta di dalam pimpinan Rasulullah ﷺ inilah Warisatul Anbiya (Pewaris Nabi yang sebenar). Ulama seperti ini TIDAK sesekali mampu di- sesatkan oleh Iblis La'natullah kerana mereka di dalam Pimpinan Allah Ta'ala serta pimpinan tangan Rasulullah ﷺ.
SIRI 17 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contoh 4 : Iblis menarik "Ulama" kepada kefasikan:
sambungan ....
Ulama Pewaris Nabi yang benar ini telah menempuh Tarbiyyah keruhanian di bawah Guru mereka (yang juga Pewaris Nabi yang siddiq) pada waktu yang amat panjang. Mereka telah menempuh perjuangan yang lama menentang Iblis dan nafsu2 kerendahan.
Mereka telah mendaki tingkatan2 Tauhid pada tempoh yang amat panjang, sangat sulit dan keras.... sehingga akhirnya dengan Kemurahan Allah dan Rahmat-Nya yang melimpah luas, sampailah mereka kepada kedudukan yang tinggi di Sisi Allah, mencapai Ma'rifat yang tahqiq, mengenal Allah dengan sebenar, iaitu Tauhid hakiki.
Terbuka bagi mereka rahsia2 Ketuhanan dan rahsia2 kehambaan.
Mereka diperlihatkan sekalian alam ghaib.
Mereka mengenal cahaya Ketuhanan yang Haq dan mampu bezakan dengan "pancaran " kegelapan daripada nafsu atau Syaitan.
Mereka mengenal seruan Haq Allah Ta'ala yang terbeza dari bisikan2 kejahatan nafsu atau syaitan.
Dengan Anugerah Allah yang Maha Agung ini, Pewaris Nabi yang benar yang terpilih ini (yang dikenali juga sebagai Ahli Sufi, Ahli Ma'rifat dan Mursyid yang siddiq) akan sentiasa di jalan yang lurus dan benar. Iblis TIDAK mampu menipu daya mereka kerana mereka telah mengenal Iblis dan tipu daya dia. Bahkan Iblis TIDAK akan mampu mendekati mereka pun disebabkan Cahaya Ketuhanan yang melingkungi mereka.
Adapun Alim fiqh atau alim Syari'at atau ahli Ilmu Kalam semata2, TIDAK mengenal Allah dengan sebenarnya. Iman mereka adalah Iman orang awam. Tauhid mereka hanya sebatas aqal, TIDAK meresap ke dalam jiwa. Mereka TIDAK mempunyai pengetahuan berkenaan dunia Ma'rifat, alam ghaib dan segala yang tersembunyi. Mereka TIDAK mempunyai kemampuan membezakan antara seruan Haq dengan bisikan2 syaitan. Mereka TIDAK mempunyai benteng untuk menangkis serangan2 Iblis yang datang dari berbagai arah, berbagai rupa dan berbagai bentuk. Akibatnya mereka mudah terpengaruh dan terpesong dengan bisikan dan godaan Syaitan yang datang dengan cara yang amat halus.
Iblis seringkali menghiasi segala perkataan dan perbuatan mereka sebagai "baik" dan "benar" sedangkan ianya berlawanan dengan Kehendak Allah Ta'ala. Iblis membisik : " kamu adalah ulama terkenal, kamu berilmu banyak, kamu mempunyai kedudukan tinggi di sisi masyarakat, jangan kamu biarkan orang2 bodoh itu mengatasi kamu." Demikian bisikan Iblis kepada orang2 alim yang mempunyai kedudukan dan pangkat di mata masyarakat.
Orang bergelar "Ulama" ini dengan mudah saja menukar2 hukum Allah, mengubah2 fatwa mengikut kehendak nafsu, kehendak masyarakat atau kehendak pemerintah sedangkan semua ini tidak lain melainkan datang dari seruan Iblis. Tujuan mereka tiada lain melainkan mencari habuan dunia yang sedikit. Ulama seperti ini yang diberi amaran keras oleh Allah Ta'ala:
✨🕌✨ Firman Allah :
وَءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلاَ تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلاَ تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ[
Berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Quran) yang membenarkan apa yang ada pada kamu. Janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya dan janganlah kalian menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Hanya kepada Akulah kalian wajib bertaqwa.
[Al-Baqarah (2): ayat 41]
✨🕌 ✨ Rasulullah ﷺ bersabda :
“Akan datang suatu zaman di mana agama Islam hanya tinggal namanya sahaja, dan al-Quran pula hanya tinggal huruf dan tulisannya. Masjid-masjidnya cantik dan megah, tetapi sunyi daripada Hidayah. Ulama mereka adalah manusia yang paling jahat di antara yang ada di bawah langit. Daripada para ulama ini muncul bermacam-macam fitnah dan (fitnah itu) kembali ke dalam lingkungan mereka.”
[Imam Al-Baihaqi]
Oleh kerana orang bergelar "Ulama" mempunyai kedudukan yang dipandang tinggi oleh Masyarakat, maka segala perkataan2 mereka akan diterima bulat2 oleh orang Islam. Segala fatwa dan keputusan mereka akan menjadi panduan untuk amalkan Syi'ar Agama. Apabila mereka menukar2 hukum Allah lalu mengeluarkan fatwa menurut nafsu keinginan manusia, maka jadilah mereka orang yang khianat amanah Allah. Mereka jatuh kepada golongan Fasiq yang menerima Kemurkaan Allah Ta'ala. Wal Iyazubillah.
Kisah2 penyelewengan orang2 bergelar "Ulama" telah terjadi sejak kewafatan Rasulullah ﷺ. dan masih terjadi sehingga ke zaman ini. Banyak sekali orang2 bergelar "Ulama" jatuh kepada perangkap Iblis menjadi "ulama dunia", "Ulama pangkat", "Ulama nafsu". Wal Iyazubillah.!
Ini satu lagi contoh yang amat besar bagaimana Iblis memperdayakan pemikiran orang2 berpangkat "alim ulama" dan menarik mereka kepada kefasikan (atau kesesatan atau kekafiran. Wal Iyazubillah).
Tetapi ingat......!
Golongan berilmu yang disesatkan adalah Golongan alim fiqh / ahli Ilmu Kalam, dan BUKAN ahli Ma'rifat / Ahli Sufi / Mursyid yang siddiq.
SIRI 18 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contoh 6: Pemerintah / Pemimpin Politik jatuh kepada kefasikan
Menurut pendirian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Pemerintah atau Pemimpin — sama ada dia bergelar Amir atau Khalifah atau Raja / Sultan / Perdana Menteri / Presiden atau nama2 lain....menangggung Amanah Allah atas muka bumi. Mereka wajib mendirikan Undang2 Allah yang diturunkan melalui Nabi yang Agung, Sayyidina Wa Maulana Muhammad ﷺ. Mereka wajib mendirikan Negara Islam berdasarkan Al-Qur'an, Hadith dan Fatwa Ulama2 Mu'tabar. Mereka diperintah menegakkan keadilan dan menjauhi kezaliman.
Namun apa yang terjadi di dalam Sejarah Pemerintahan Islam, Pemimpin Rabbaniyyah yang memperoleh Limpahan Kasih Allah Ta'ala hanyalah ketika Pemerintahan Junjungan Besar Rasulullah ﷺ dan Khulafa Ar-Rasyidin Sayyidina Abu Bakr, Sayyidina Umar, Sayyidina Uthman dan Sayyidina 'Ali Ridhwanullah.
Pada zaman Rasulullah ﷺ, kedua2 Sistem Pemerintahan ada pada Rasulullah ﷺ — Rasulullah ﷺ menjadi Pemimpin Dunia Ma'rifat sekaligus menjadi Pemerintah tertinggi Negara. Demikian juga pada zaman Pemerintahan Sayyidina Abu Bakr, Sayyidina Umar, Sayyidina Uthman dan Sayyidina 'Ali Ridhawanullah, masing2 menjadi Pemerintah Negara sekaligus Pemerintah Dunia Ma'rifat.
Sebaik sahaja tamat Pemerintahan Sayydina Ali Radhiallahu Anhu, Kepimpinan Ummat tidak lagi bersifat Rabbaniyyah, sebaliknya bercampur2 antara kebenaran dan kebatilan. Banyak sekali berlaku penyelewengan, penindasan, kemungkaran dan kefasikan. Ketika ini Pemerintahan Dunia Ma'rifat asingkan diri dunia politik manusia yang tamak haloba. Dunia Ma'rifat dan kepimpinan Keruhanian Ummat kekal di tangan Pewaris Nabi yang sebenar yang kemudian dikenali sebagai Ahli Sufi, Ahli Ma'rifat atau Mursyid yang Siddiq. Merekalah Pewaris Nabi yang sebenar yang mempertahankan Ahlus Sunnah sampai Qiamat.
Ada pun Pemerintah2 yang tamak dan rakus yang memerintah Negara, BUKANLAH Pewaris Nabi, sebaliknya mereka hanyalah orang2 Islam awam yang menguruskan hal ehwal dunia. Di antara Pemimpin2 Islam yang sangat dahsyat kezalimannya sehingga menyerang dan membunuh Ummat Islam sewenang2nya adalah :
1. Yazid bin Muawiyah menyerang dan membunuh Ummat Islam di Makkah. Tentera2 Yazid juga mengepung dan melakukan pembantaian terhadap Sayyidina Husain Radhiallahu Anhu, Permata Islam, Kekasih Allah dan Cucu Kesayangan Rasulullah ﷺ di Karbala. Bagaikan haiwan buas yang dahagakan darah manusia, tanpa sedikitpun rasa peri kemanusiaan mereka membunuh anak kecil, orang2 tua dan wanita.
2. Hajjaj Yusuf As-Saqafi menyerang orang2 Islam di Madinah dan melakukan kekejaman dan pembunuhan sewenang2nya terhadap orang2 beriman yang tidak berdosa.
3. Pemimpin2 zalim dari kalangan Umayyah dan Abbasiah juga menangkap dan menyiksa mana2 Ulama yang enggan mengikut kehendak nafsu mereka. Di antara Imam2 Ahlus Sunnah yang menjadi mangsa kerakusan pemerintah ini adalah Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'e, Imam Ahmad Ibn Hanbal.
Demikian sebahagian dari kerakusan dan kezaliman Pemimpin2 Islam yang memerintah Ummat. Mereka mengucap Kalimah Syahadah, mengakui Allah sebagai Tuhan mereka, mengakui Sayyidina Muhammad ﷺ sebagai Nabi mereka, namun mereka melakukan berbagai kezaliman sampai membunuh manusia2 yang tidak berdosa. Apakah yang menyebabkan Pemimpin2 ini bertindak begitu zalim melebihi kerakusan haiwan buas?
Apakah yang menyebabkan seseorang yang mengakui wujudnya Hari Pembalasan melakukan kekejaman yang amat dahsyat sekali tanpa sedikit pun takut kepada Allah?
Apakah yang mendorong mereka meninggalkan Ajaran Rasulullah ﷺ, lalu mengikuti hawa nafsu?
SIRI 19 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contoh 6: Pemerintah / Pemimpin Politik jatuh kepada kefasikan_
sambungan....
Berdasarkan sejarah, apabila seseorang diberi kuasa menjadi Pemerintah / Pemimpin, mereka akan lupa diri, lupa Amanah Allah, menjadi Takabbur membesarkan diri, menipu daya, dendam, rakus, tamak dunia, melakukan berbagai fitnah dan kezaliman. Mereka sanggup melakukan apa saja, termasuk membunuh manusia sewenang2nya demi mempertahankan kedudukan atau jabatan sebagai pemerintah. Ini yang terjadi di dalam sejarah kemanusiaan....bahkan tradisi jahat, keji dan zalim ini berterusan sampai ke zaman ini.
✨🕌 ✨Rasulullah ﷺ bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غَدْرِهِ أَلَا وَلَا غَادِرَ أَعْظَمُ غَدْرًا مِنْ أَمِيرِ عَامَّةٍ
"Di hari Qiamat kelak setiap pengkhianat akan membawa bendera yang dikibarkannya tinggi-tinggi sesuai dengan pengkhianatannya. Ketahuilah, tidak ada pengkhianatan yang lebih besar daripada pengkhianatan seorang penguasa terhadap rakyatnya."
[Imam Muslim]
Tahukah kalian siapakah yang menjadi pemimpin dan pendorong kepada Pemerintah zalim dan fasiq seperti ini?
Tahukah kalian siapakah yang menyelewengkan pemikiran Pemerintah ini sehingga menjadi Sombong Takabbur dan Pengkhianat?
Kepimpinan itu amanah yang amat berat. Apabila seseorang yang diberi kuasa memerintah tidak melaksanakan amanahnya melakukan bebagai kezaliman, menindas orang2 dhaif dan lemah, merampas hak manusia dengan cara yang batil, menipu daya Ummat dsb... maka di Akhirat kelak dia akan menjadi manusia yang muflis....!
Semua amal kebaikannya akan dirampas diberikan kepada orang2 yang dia pernah menzalimi ketika di dunia dahulu. Kemudian segala dosa2 orang2 yang dia pernah zalimi akan diambil dan ditimpakan atas Pemimpin2 ini. Bayangkan jika seseorang Pemimpin pernah menzalimi 100 orang, atau 1000 orang atau 10,000 orang atau lebih....!
Wal Iyazubillah.
✨🕌✨ Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tahukah kamu siapakah orang yang muflis itu?”
Sahabat menjawab: “Orang yang muflis di kalangan kami ialah seseorang yang tidak memiliki dirham dan juga tidak memiliki harta.” Lalu Rasulullah ﷺ bersabda: ”Sebenarnya orang yang muflis dari kalangan ummatku ialah seseorang yang datang pada hari Qiamat dengan membawa pahala sembahyang, puasa dan zakat, tetapi (dahulunya sewaktu di dunia) dia pernah mencaci maki si fulan, menuduh si fulan, memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, dan pernah memukul si fulan. Maka akan diberikan kepada orang yang teraniaya itu daripada pahala kebaikan orang tadi dan begitu pula seterusnya terhadap orang lain yang pernah teraniaya , dia akan diberikan pula daripada pahala kebaikan orang tadi, sehingga apabila telah habis pahalanya sedangkan bebanan dosa penganiayaannya belum lagi dijelaskan (belum dapat dibayar semua), maka akan diambil daripada kesalahan orang yang teraniaya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, maka selanjutnya orang itu akan dicampakkan ke dalam api neraka.”
[Imam Muslim]
Turut serta dengan Pemerintah Zalim dan fasiq yang ditarik masuk Neraka adalah mereka yang menjadi pendokong atau penyokong kepada Pemerintah2 zalim. Mereka akan menerima balasan sama kerana dosa subahat dengan orang2 fasiq. Ketika dimasukkan ke dalam Neraka, pemimpin2 fasiq dan pengikut2 mereka saling tuduh menuduh dan bergaduh sesama mereka kerana menjadi manusia paling rugi.
✨🕌✨ Firman Allah :
وَإِذۡ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَـٰٓؤُاْ لِلَّذِينَ ٱسۡتَڪۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعً۬ا فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ عَنَّا نَصِيبً۬ا مِّنَ ٱلنَّارِ قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَڪۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُلٌّ فِيهَآ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ حَكَمَ بَيۡنَ ٱلۡعِبَادِ
"Dan mereka (Pemimpin dan pengikut2 mereka) berbantah-bantahan dalam Neraka, iaitu orang-orang yang lemah (yang menjadi pengikut) berkata kepada pemimpin-pemimpinnya yang sombong Takabbur: Sesungguhnya kami telah menjadi pengikut-pengikut kamu, maka dapatkah kamu menolak dari kami sebahagian daripada azab Neraka ini? Orang-orang yang Takabbur angkuh itu menjawab: Sebenarnya kita semua menderita bersama-sama dalam Neraka (tidak ada jalan untuk kita melepaskan diri), kerana sesungguhnya Allah telah menetapkan hukuman-Nya di antara sekalian hamba-Nya".
[Al-Mu'minoon (40) : ayat 47-48]
Tahukah kalian siapakah yang menjadi pemimpin dan pendorong kepada Pemerintah zalim dan fasiq seperti ini? Itulah Iblis dan kuncu2nya Syaitan.
✨🕌✨ Firman Allah :
ٱسۡتَحۡوَذَ عَلَيۡهِمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ فَأَنسَٮٰهُمۡ ذِكۡرَ ٱللَّهِۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ حِزۡبُ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ
"Syaitan telah menguasai dan mempengaruhi mereka, sehingga menyebabkan mereka lupa mengingati (ajaran dan amaran) Allah; mereka itulah puak Syaitan. Ketahuilah! Bahawa puak Syaitan itu sebenarnya orang-orang yang rugi.
[Al-Mujadilah (58) : Ayat 19]
Iblis menarik Pemerintah dan pendokong2 mereka kepada kezaliman dan kefasikan. Dia (Iblis) membisikkan sifat takabbur, kesombongan dan kerakusan ke dalam dada mereka sehingga mereka merasakan seolah2 dunia ini milik mereka dan mereka takkan mati. Itulah perasaan dan dorongan Iblis kepada Golongan ini sehingga mereka lupa akan hari Perhitungan...!
Wal Iyazubillah.
SIRI 20 :
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contoh 7: Jatuh Fasiq kerana abaikan Toriqat / Tasawwuf
Menurut pendirian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Sesungguhnya Syari'at dan Toriqat itu kedua2nya datang dari Wahyu Allah Ta'ala. Ia terkandung di dalam Wahyu pertama " اقْرَأْ " (iqra) kepada Junjungan Besar Nabi Muhammad ﷺ.
Syari'at zahir (disebut Syari'at sahaja atau Fiqh) membicarakan ilmu dan amal zahir yang wajib atas hamba. Syari'at batin (disebut Toriqat dan Tasawwuf) membicarakan Ilmu dan amal batin (hati) yang wajib atas hamba. Kedua2 bahagian Syari'at ini (zahir dan batin) WAJIB (Fardhu Ain) atas setiap Muslim yang beriman. (BUKAN sunnat dan BUKAN harus sepertimana sangkaan setengah " cerdik pandai Agama " yang juga merupakan pendokong Ahlus Sunnah tetapi jahil).
✨🕌✨ Al Imam Sulton Auliya Shaikh Abdul Qodir Jilani Radhiallahu Anhu berkata :
"Ada dua macam ilmu yang diturunkan kepada kita iaitu :
Pertama : Ilmu Zahir, disebut Syari'at.
Kedua : Ilmu batin, disebut Ma'rifat / Toriqat.
Syari'at untuk jasad kita dan Ma'rifat (yang terbit dari Toriqat) adalah untuk batin. Kedua-duanya WAJIB dipadu dan dari perpaduannya membuahkan haqiqat (Tauhid yang hakiki). Seperti halnya pohon dan daunnya yang menghasilkan buah. Sebagaimana Firman Allah Ta'ala di dalam Surah Ar-Rahman ayat 19 dan 20:
" مَرَجَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ يَلۡتَقِيَانِ بَيۡنَہُمَا بَرۡزَخٌ۬ لَّا يَبۡغِيَا.
(Dia biarkan air dua lautan mengalir, sedang keduanya pula bertemu. Di antara keduanya ada batas yang memisahkannya, masing-masing tidak melampaui sempadannya.)
Dengan ilmu zahir sahaja, manusia tidak akan mencapai Haqiqat (Tauhid hakiki atau Tauhid yang sebenar) dan tidak akan sampai kepada Matlamat Ubudiyyah. Ubudiyyah yang benar dan sempurna hanya akan wujud oleh perpaduan antara ilmu zahir (Syari'at Rasulullah) dan ilmu batin (Toriqat Rasulullah). Dengan ini dapat menyempurnakan tuntutan Ma'rifat dan Ubudiyyah sebagaimana Firman Allah :
"وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ "
(Tidak Aku Ciptakan jinn dan manusia melainkan supaya menjadi Ubudiyyah (Ma'rifat) kepada Ku.)
[Nukilan kitab : Sirrul Asrar Fima Yahtaju Ilaihil Abrar]
Maksud Al-Imam Jilani adalah setiap orang yang mengaku mereka itu Muslim, WAJIB tanpa kecuali mempelajari dan amalkan sungguh2 kedua2 bahagian Syari'at iaitu : Syari'at dan Toriqat Junjungan Besar Nabi Muhammad ﷺ. Dengan amalkan kedua2nya barulah mereka akan mencapai Tauhid yang sebenar (Tauhid hakiki) dan Ubudiyyah (perhambaan) kepada Allah Ta'ala dengan tulus ikhlas tanpa sebarang sekutu di dalamnya.
Jika mereka hanya amalkan Syari'at (fiqh) sahaja, maka mereka akan jatuh menjadi fasiq.
Jika mereka amalkan Toriqat (Tasawwuf) sahaja, maka ditakuti mereka jatuh kepada zindiq.
✨🕌✨Imam Malik Radhiallahu Anhu berkata :
مَنْ تفقَّهَ ولم يتصوف فقد تفسق، ومَنْ تصوَّف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن جمعَ بينهما فقد تحقَّق
“ Sesiapa yang mempelajari ilmu fiqh tanpa mengamalkan (hayati) Tasawwuf, maka dia telah menjadi fasiq. Dan sesiapa yang mengamalkan Tasawwuf tanpa mempelajari ilmu fiqh, maka dia telah menjadi zindiq. Dan sesiapa yang menggabungkan antara kedua-duanya, maka dia telah mencapai kebenaran.”
[Nukilan didalam kitab : Ihya Ulumuddin - Imam Ghazali]
Bersambung siri 21 اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
_________________________
MAJLIS TAZKIRAH JILAN
🌳🍁🕌🕌🕌🍁🌳
No comments:
Post a Comment