■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
PENYAKIT HATI BAHAYA YANG TIDAK DISEDARI
(Siri 90)
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
7.14 Dosa Besar ke -13: Kazib — dusta, bohong, menipu
sambungan....
Pengecualian — Keadaan diharuskan berdusta / bohong :
Kita telah bicarakan secara panjang lebar berkenaan larangan keras berdusta / berbohong / tipu daya dan bahaya2 yang tertimpa ke atas pendusta. Begitu beratnya dosa tipu daya dan pendustaan sehingga digandingkan dengan kesyirikan dan kemunafikan. Wal Iyazubillah.
Walau bagaimanapun di sana terdapat beberapa keadaan di mana "dusta / bohong" dibenarkan — ada kalanya menjadi harus, dan ada kalanya Sunnat demikian. Bahkan boleh menjadi wajib pada saat2 terjadi ancaman terhadap nyawa, harta dan kehormatan. (Waspada : Keharusan ini diikat dengan penjagaan yang tegas dan teliti, sekira2 tidak menyeleweng kepada terikut hawa nafsu)
Pembahagian perkara2 yang dibenarkan berdusta:
■ Pertama : Harus berdusta:
Harus berdusta ketika peperangan melawan kafir harbi. Ketika itu harus berbohong untuk mengelirukan musuh.
■ Kedua : Sunnat berdusta;
Sunnat berdusta untuk mendamaikan dua orang Muslim yang bersengketa, atau berdusta untuk mendamaikan antara isteri2nya yang berselisih, maka berdusta ketika itu hukumnya Sunnat.
■ Ketiga : Wajib berdusta:
Berdusta adalah wajib pada keadaan2 berikut :
(1) Berdusta untuk memelihara darah (nyawa) seseorang daripada penjahat yang ingin membunuhnya.
(2) Berdusta untuk memelihara harta seseorang daripada dirampas oleh pemerintah zalim atau perompak.
(3) Berdusta untuk memelihara kehormatan wanita.
(4) Berdusta untuk menyembunyikan kekejian diri yang pernah diperbuatnya secara sembunyi dan kekejian tersebut telah ditutupi oleh Allah Ta'ala.
Dalil sandaran Ahlus Sunnah wal Jamaah di dalam hal ini adalah :
(1) Hadith Rasulullah ﷺ :
Daripada Ummu Kulthum kata beliau, "Aku tidak mendengar Rasulullah ﷺ memberi keringanan berdusta pada sesuatu melainkan pada tiga tempat, iaitu : Seseorang mengatakan suatu perkataan, yang dimaksudkan untuk perbaikan, orang yang mengatakan sesuatu di dalam peperangan (fi sabilillah) dan orang yang berbicara dengan isterinya dan isteri berbicara dengan suaminya"
[Imam Muslim]
(2) Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tiap2 kedustaan itu dituliskan terhadap anak Adam, selain orang yang berdusta di antara dua orang Muslim untuk memperbaiki antara keduanya."
[Imam Ahmad]
(3) Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa berbuat sesuatu dari kekotoran ini (berbuat dosa secara tersembunyi / tidak diketahui sesiapa pun), maka hendaklah ditutup dengan tutupan Allah."
[Imam Al-Haakim]
(4) Rasulullah ﷺ bersabda:
Setiap umatku diberikan kemaafan melainkan golongan al-mujahirin (membuka 'aib diri atau dosa dirinya yang telah ditutupi oleh Allah). Sesungguhnya di antara perbuatan mendedahkan dosa itu adalah, seorang lelaki itu melakukan perbuatan dosa pada satu malam. Kemudian dia bangun pagi dalam keadaan Allah telah menutup keaiban dirinya. Lalu dia menceritakan kepada orang lain dengan katanya: ‘’Wahai si fulan, semalam aku telah melakukan perbuatan dosa itu dan ini’’. Sedangkan dia telah tidur dalam keadaan Allah menutup keaiban dirinya, lalu dia bangun dan mendedahkan apa yang Allah tutupkan dari dirinya.
[Imam Bukhari]
PERINGATAN DAN AMARAN:
Meskipun diberi keringanan untuk berdusta pada tempat² tertentu seperti yang disebutkan, namun setiap Muslim wajib waspada selalu agar TIDAK menjadikan "berdusta / bohong " sebagai kebiasaan, melainkan hanya ketika darurat atau benar² perlu sahaja, dan benar² bertujuan keselamatan Agama, nyawa, harta kehormatan dan perkara2 lain sepertinya sebagaimana yang telah dijelaskan.*
Bersambung siri 91 اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
_________________
MAJLIS TAZKIRAH JILANI
No comments:
Post a Comment