Wednesday, September 14, 2022

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

KEWAJIPAN AMALKAN TASAWWUF-TORIQAT

(Siri 17)

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■


بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


7.5 Larangan Keras

Tafsir Al-Qur'an dengan Pendapat sendiri

==============================

Kitabullah dan Sunnah Nabi  semata² tanpa Ulama yang memahaminya dengan benar  zahir dan batin akan membawa manusia kepada penyelewengan dan kesesatan.     Tanpa  Ulama Warisatul Anbiya yang siddiq (benar) yang arif,  yang  memimpin dan menunjukki jalan lurus ini, manusia pasti akan tersesat.  Mereka akan mentafsirkan Al Qur'an mengikut selera nafsu masing².


Buktinya amat terang nyata di dalam Sejarah ummat manusia.  Apabila seseorang Rasul itu wafat, maka manusia kembali kepada kekafiran.  Walaupun masing² ada Kitab dan Sunnah Rasul masing², namun mereka tetap menyeleweng dari jalan Ketuhanan.  Ini terjadi  kerana mereka  mentafsirkan Kitab Allah dan Sunnah mengikut selera nafsu masing².   Pendita² dan paderi² menjadi pendusta yang menukar ayat² Allah untuk habuan dunia yang hina...! Maka jadilah mereka manusia² terlaknat.  Wal Iyazubillah.


Demikian lagi setelah kewafatan Rasulullah ﷺ , orang² alim yang TIDAK memiliki Ilmu batin (baca : Ma'rifat / Tasawwuf / Ihsan)  mentafsirkan ayat² Qur'an menurut pendapat aqal dan nafsu mereka sehingga menjadi sesat dan menyesatkan.  Orang yang bergelar "alim ulama"  dari 72 Golongan sesat hanyalah orang² yang tahu dalil² zahir sedangkan mata hati mereka buta.  Mereka mentafsirkan ayat² Allah dan Hadith mengikut pendapat aqal sempit dan nafsu, maka jadilah mereka golongan tersesat.


Keadaan yang sama seperti di atas berlaku pada zaman ini... !  Mereka TIDAK mengambil i'tibar dari kisah² kebinasaan orang² terdahulu.  


Firman Allah :

هُوَ الَّذِى أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَـبَ مِنْهُ آيَـتٌ مُّحْكَمَـتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَـبِ وَأُخَرُ مُتَشَـبِهَـتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فى قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَـبَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَآءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلاَّ اللَّهُ وَالرَسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ الأَلْبَـبِ 

"Dialah yang menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab Suci Al-Quran. Sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat "muhkamaat" (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat muhkamaat itu ialah ibu (atau pokok) isi Al-Quran dan yang lain lagi ialah ayat-ayat "mutasyaabihaat" (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). Oleh sebab itu (timbulah faham yang berlainan menurut kandungan hati masing-masing) adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu agama, berkata: Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang mempunyai kefahaman."   - ِ

[Aali-Imran (3) : ayat 7]


Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. 

  [Al-Isra’ : (17)  ayat 36]


Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. 

[An-Nahl (16):  Ayat  116]


Rasulullah ﷺ bersabda :

"Barang siapa berkata-kata tentang al-Qur'an (tafsir dan ta'wilkan Al-Qur'an) tanpa ilmu, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya dari neraka"

[Imam Tirmidzi]


Rasulullah ﷺ  bersabda, 

 “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal fikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. 

[Imam Ahmad]


Rasulullah ﷺ  bersabda, 

"Takutlah kalian berbicara tentang sesuatu yang berasal dariku melainkan pada apa yang telah kalian ketahui. Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyimpan tempat duduknya di dalam neraka, Dan barang siapa yang menafsirkan al-Qur'an dengan akal pikirannya, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya didalam neraka" 

[Imam Ahmad, Tirmizi, Nasai]


Rasulullah ﷺ  bersabda, 

“Sesiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia menyediakan tempatnya di dalam neraka”. 

[Imam Bukhari, Muslim]


Rasulullah ﷺ  bersabda, 

 "Di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal fikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya.”

[Imam Thabarani]


Golongan kaum muda  / wahhabiyyah / najdiyyah yang ghairah  mendakwa :

"mereka boleh merujuk terus Al-Qur'an dan Hadith atas dakwaan ianya mudah dan selamat"

"mereka hanya merujuk Al-Qur'an dan Hadith sahaja, dan menolak Ulama",   

"menolak Ulama atas dakwaan Ulama pun selalu silap",   

"menolak Ulama atas dakwaan Ulama bukan maksum"  

"menolak Ilmu Tasawwuf, Toriqat, Tawassul,   dengan  dakwaan ianya bukan dari Qur'an"


Sayugianya mereka² ini ingat² AMARAN Allah dan Rasul di atas .


bersambung siri  18  اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ

_________________________    

MAJLIS TAZKIRAH JILANI       

          

No comments:

Post a Comment

■■■■■■■■■■■■■■■■ PENYAKIT HATI BAHAYA YANG TIDAK DISEDARI (Siri 527) ■■■■■■■■■■■■■■■■■ بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحيم اَلسَّل...